Perencanaan Fasilitas
Perencanaan
fasilitas mencakup penentuan lokasi fisik dimana produk atau jasa akan
dihasilkan. Perencanaan tersebut mencakup perencanaan lokasi dan lay out.
1. Lokasi
Lokasi merupakan tempat berdirinya sistem produksi.
Beberapa pertimbangan dapat dipilih dalam penentuan lokasi tersebut. Pertama,
perusahaan dapat mendekati lokasi bahan mentah contohnya perusahaan
pertambangan. Kedua, perusahaan dapat mendirikan pabrik mendekati pasar.
Perusahaan yang ingin memanfaatkan pasar ekspor sering melakukan hal tersebut,
contohnya Honda mebangun fasilitas produksi di Amerika Serikat untuk memasok
pasar tersebut. Ketiga, perusahaan dapat mendekati tenaga kerja. Banyak
perusahaa Jepang atau Amerika Serikat yang melakukan relokasi ke negara-negara berkembang untuk
memanfaatkan tenaga kerja yang murah di negara tersebut. Organisasi juga sering
mempunyai strategi yang berbeda berkaitan dengan fasilitas produksi. Sebagai
contoh, K-Mart mempunyai beberapa pusat distribusi di Amerika Serikat,
sementara retailer yang lain yaitu Benetton hanya mempunyai satu pusat
distribusi untuk seluruh dunia.
Perencanaan lokasi bertujuan menempatkan sistem
sehingga dapat meminimumkan total biaya produksi dan distribusi. Untuk setiap
lokasi, ada dua jenis biaya yang muncul, yaitu biaya model tetap, yang berasal
dari biaya konstruksi, tanah, peralatan, dan biaya model variable, yang berasal
dari biaya upah tenaga kerja, pajak, biaya energi. Lokasi kemudian dianalisis
berdasarkan variabel tersebut, disertai dengan variabel-veraibel kualitatif
lainnya, seperti ketersediaan tenaga kerja, sikap komunitas, kualitas hidup,
dan semacamnya.
2. Lay-out
Lay-out merupakan konfigurasi fisik bagaimana
fasilitas produksi disusun. Konfigurasi tersebut akan menentukan bagaimana
suatu produk atau jasa akan mengalir dalam suatu sistem operasi. Tiga macam
fasilitas perlu disusun :
a. Fasilitas
produksi, seperti peralatan produksi.
b. Fasilitas
non produksi, seperti fasilitas pergudangan.
c. Fasilitas
pendukung, seperti kantor, kamar mandi, kafetaria, dan tempat parkir.
Juga
perlu disediakan ruangan/tempat kerja untuk bahan, penambahan kapasitas, dan
fasilitas lainnya.
Lay-out yang baik akan meminimalkan
penanganan material, memaksimumkan efisiensi peralatan dan pekerja, dan
memenuhi beberapa kriteria lainnya, seperti meminimalkan risiko kecelakaan
kerja. Ada tiga jenis lay-out produksi yaitu :
a. Lay-out Produk.
Jika produk tunggal dengan kuantitas yang banyak akan diproduksi, lay-out ini
tepat digunakan. Produk diproduksi melalui serangkaian proses yang berurutan,
seperti lini parkiran mobil atau pelayanan makan di kafetaria atau di fast
food.
b. Lay-out Proses.
Lay-out semacam ini digunakan untuk operasi yang membuat beberapa jenis produk.
Dalam proses ini, urutan proses ditentukan berdasarkan diagnosis awal, dan
dapat berbeda dari satu produk ke produk lainnya. Sebagai contoh, universitas
atau rumah sakit mempunyai lay-out ini. Di rumah sakit, pasien yang menderita
sakit kulit akan pergi ke bagian kulit, dan apabila ia juga menderita penyakit
pari-paru, ia akan pergi ke bagian paru-paru.
c. Lay-out Posisi Tetap.
(Fixed-posistion lay-out). Dalam lay-out ini produk yang dikerjakan tetap
tinggal pada suatu lokasi, sementara pekerja, bahan, peralatan dipindahkan ke
lokasi tersebut. Membuat jembatan, kapal, atau loko kereta api membutuhkan
lay-out ini.
Disamping
lay-out produksi seperti yang telah dijelaskan dimuka, lay-out fungsi mencakup
tiga hal.
a. Lay-out penyimpanan.
Didesain untuk meminimalkan biaya penyimpanan dan persediaan, seperti di
gudang.
b. Lay-out pemasaran.
Didesain untuk memaksimumkan penampakan (exposure) produk dan penjualan. Supermarket
merupakan contoh lay-out ini.
c. Lay-out proyek.
Digunakan untuk membangun beberapa proyek seperti beberapa bangunan. Lay-out
ini berbeda dengan fixed-position lay-out karena lay-out ini didesain untuk
menghasilkan lebih dari satu unit produk yang besar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar